DAYAK MERATUS
Urang Bukit/Suku Bukit[1]atau Suku Dayak Bukit[2] adalah suku asli yang mendiami pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, karena itu suku ini belakangan lebih senang disebut Suku Dayak Meratus, daripada "Dayak Bukit" sudah terlanjur dimaknai sebagai "orang gunung". Padahal menurut Hairus Salim dari kosa kata lokal di daerah tersebut istilah 'bukit' berarti bagian bawah dari suatu pohon' yang juga bermakna 'orang atau sekelompok orang atau rumpun keluarga yang pertama yang merupakan cikal bakal masyarakat lainnya'. Adapula yang menamakan sebagai Dayak Banjar, artinya Dayak yang berasal dari daerah Banjar yaitu Kalimantan Selatan.
Populasi suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.
Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Banjar, kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.
Beberapa golongan Dayak Bukit yaitu Dayak Pitap, di hulu sungai Pitap, kecamatan Awayan, Balangan, Dayak Hantakan, di kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Dayak Haruyan, di kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah, Dayak Loksado, di kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Dayak Piani, di kecamatan Piani, Tapin, Dayak Paramasan, di kecamatan Paramasan, Banjar, Dayak Riam Adungan, di kecamatan Kintap, Tanah Laut, Dayak Bajuin, di kecamatan Pelaihari, Tanah Laut, Dayak Bangkalaan, di kecamatan Kelumpang Hulu, Kotabaru, Dayak Sampanahan, di kecamatan Sampanahan, Kotabaru, Dayak Labuhan dan lain-lain
Menurut Alfani Daud, suku Dayak Bukit sebagaimana suku Banjar, nenek moyangnya juga berasal dari Sumatera dan sekitarnya ( daerah Melayu). Karena itu bahasa Bukit dinamakan sebagai "Bahasa Melayu Bukit" (Bukit Malay).
Budaya Bukit
Suku ini dapat digolongkan sebagai suku Dayak, karena mereka teguh memegang kepercayaan atau religi suku mereka. Akan tetapi religi suku ini, agak berbeda dengan suku Dayak diKalimantan Tengah (Suku Dayak Ngaju), yang banyak menekankan ritual upacara kematian. Suku Dayak Bukit lebih menekankan upacara dalam kehidupan, seperti upacara pada proses penanaman padi atau panen, sebagaimana halnya dengan suku Kanayatn di Kalimantan Barat. Suku Dayak Bukit juga tidak mengenal tradisi ngayau yang ada zaman dahulu pada kebanyakan suku Dayak.
Upacara ritual suku Dayak Bukit, misalnya "Aruh Bawanang" yang disebut juga Aruh Ganal. Tarian ritual misalnya tari Babangsai untuk wanita dan tari Kanjar untuk pria. Suku Bukit tinggal dalam dalam rumah besar yang dinamakan balai.
Balai merupakan rumah adat untuk melaksanakan ritual pada religi suku mereka. Bentuk balai, "memusat" karena di tengah-tengah merupakan tempat altar atau panggung tempat meletakkan sesajen. Tiap balai dihuni oleh beberapa kepala keluarga, dengan posisi hunian mengelilingi altar upacara. Tiap keluarga memiliki dapur sendiri yang dinamakan umbun. Jadi bentuk balai ini, berbeda dengan rumah adat suku Dayak umumnya yang berbentuk panjang (Rumah Panjang).
Suku Dayak Bukit menganal tiga kelompok roh pemelihara kawasan pemukiman dan tempat tinggal yaitu Siasia Banua, Bubuhan Aing dan Kariau
Siasia Banua contohnya Siasia Banua Kambat, Siasia Banua Pantai Batung, Siasia Banua Kambat dan sebagainya
Bubuhan Aing (= komunitas air) contohnya Bubuhan Aing Muhara Indan, Bubuhan Aing Danau Bacaramin, Bubuhan Aing Maantasdan sebagainya
Kariau contohnya Kariau Labuhan, Kariau Padang Batung, Kariau Mantuil dan sebagainya
Bahasa Melayu Bukit
Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa Banjar Hulu. Ada pula yang menamakan bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).
Perbandingan hubungan suku Bukit dengan suku Banjar, seperti hubungan suku Baduy dengan suku Banten. Suku Banjar dan suku Banten merupakan suku yang hampir seluruhnya memeluk Islam, sedangkan suku Bukit dan suku Baduy merupakan suku yang teguh mempertahankan religi sukunya.
Populasi Suku Bangsa Dayak Bukit
Populasi suku Dayak Bukit di Propinsi Kalimantan Selatan : 35.838 (BPS - sensus th. 2000)
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan berjumlah 35.838 jiwa, yang terdistribusi pada beberapakabupaten dan kota, yaitu :
- 585 jiwa di kabupaten Tanah Laut
- 14.508 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
- 1.737 jiwa di kabupaten Banjar
- 836 jiwa di kabupaten Barito Kuala
- 112 jiwa di kabupaten Tapin
- 3.778 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
- 3.368 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
- 244 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
- 1.106 jiwa di kabupaten Tabalong
- 7.836 jiwa di kota Banjarmasin
- 1.728 jiwa di kota Banjarbaru
bersambung ............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar